Minggu, 06 Januari 2008

Perkembangan IT Perusahaan Nasional

Saat ini, untuk selalu menjadi yang terdepan, perusahaan harus menyinergikan penggunaan IT dengan tujuan dan kebutuhan bisnis. Apabila diterapkan secara cerdas, pengaruh IT akan sangat luar biasa. Sebagai perangkat bisnis, IT memang semakin membuka kemungkinan baru bagi para pemilik dan pengelola perusahaan melakukan banyak hal untuk mengembangkan bisnis mereka. Oleh karena itu, IT menjadi seperti suatu keharusan di zaman sekarang ini bagi perusahaan yang ingin maju dan berdaya saing tinggi. Artinya, agenda perusahaan adalah bagaimana agar IT mampu memberikan value yang setinggi-tingginya (value creator). Maka, menjadi tugas pengelola perusahaan untuk menyinergikan penggunaan IT dengan tujuan dan kebutuhan bisnis.
Namun, dibalik penerapan IT sebagai perangkat bisnis perusahaan, faktor sumber daya manusia merupakan bagian yang paling krusial yang paling menentukan keberhasilan penyelarasan bisnis dengan IT. Sebab, meskipun perkembangan IT semakin canggih, tetap saja dengan uang segala kecanggihan itu bias dibeli. Yang terpenting justru bagaimana agar kreativitas dan inovasi senantiasa merebak di belakang IT tersebut. Di sinilah pentingnya dukungan sumber daya manusia yang cerdas dan mumpuni. Idealnya, the man behind the IT inilah yang diharapkan selalu segap menerjemahkan kecanggihan teknis menjadi keunggulan bisnis. Itulah besarnya keterkaitan antar tiga kompenen IT, yaitu IT, business process, dan people. Perusahaan nasional saat ini sudah banyak yang menyadarinya dan melakukan tindakan yang hebat. Cukup banyak perusahaan nasional yang telah mampu melakukan penyelarasan bisnis dengan IT. Beberapa nama perusahaan bahkan berani “mengguyurkan” dana lebih dari US$ 1 juta, seperti Bank Mandiri, Freeport Indonesia, Tiga Raksa Satria, Antam, Excelcomindo, Parit Padang, dan APL.
Salah satu perusahaan yang saya amati di Indonesia adalah Bank Mandiri. Perusahaan ini sangat concern dengan IT. Dana yang digelontorkan mencapai US$ 2,432 juta dan sepengetahuan saya investasi ini termasuk sangat besar untuk perusahaan nasional. Bank Mandiri menerapkan suatu sistem yang dinamakan DIPS, yaitu kepanjangan dari Domestic & International Payment System. Suatu sistem yang memungkinkan transaksi pembayaran domestik maupun internasional, baik incoming maupun outgoing yang dapat dilakukan hanya pada satu frontliner saja. Cukup hebat. Sistem ini menciptakan suatu metode bernama straight through processing dan sameday service. Sistem ini mampu melakukan proses transaksi 40 juta lebih yang artinya meningkat sekitar 28% dari sebelumnya karena dapat melewati semua proses back office yang memakan waktu.
Menurut saya, ini merupakan contoh suatu tindakan hebat oleh perusahaan nasional. Perkembangan yang menggembirakan karena masih banyak perusahaan nasional lain yang sudah melakukan langkah hebat dalam bidang IT. Setidaknya parusahaan nasional sudah menyadari pentingnya penyelarasan bisnis dengan IT. Dengan kata lain, peran IT sebagai darah perusahaan sudah semakin diakui dan dirasakan kebenarannya.

Minggu, 04 November 2007

indonesia vs malaysia

belakangan hubungan indonesia malaysia tegang banget nih. banyak banget yang diributin. dari yang namanya tempe sampai lagu rasa sayange. malaysia mematenkan beberapa hasil kebudayaan, sementara indonesia mengklaim bahwa hasil kebudayaan itu adalah milik indonesia. rame banget lah. beberapa hasil kebudayaan yang kabarnya sudah dipatenkan malaysia, antara lain tempe, lagu rasa sayange dan jali-jali, angklung, wayang kulit, songket, keris, batik, gamelan, rendang, dan kebaya. itu yang saya tau. ga tau kalo masih ada lagi.
beberapa hal yang menyebabkan kebudayaan kita tersebut dipatenkan malaysia adalah karena indonesia tidak punya catatan ataupun rekaman tentang beberapa hal di atas yang dapat membuktikan itu milik kita. salah siapa sebenernya ya. sebagian orang sih lebih menyalahkan pemerintah yang dituding kurang melindungi kebudayaan kita.
bener juga mungkin ya. masalah dalam negeri kita aja masih banyak yang belum terselesaikan, bahkan masih bermunculan masalah baru. mungkin sebenarnya sudah bukan waktunya lagi kita mengurusi masalah kedaulatan. itu harusnya sudah lewat dari jaman kita merdeka dulu. tapi gimana ya. mungkin di malaysia nantinya hasil-hasil kebudayaan tadi akan lebih dilindungi dan di lestarikan di banding di negara kita.
mungkin kita harus lebih instrospeksi diri. kita urus masalah dalam negeri dulu. lumpur, gunung meletus, kecelakaan transportasi, dan kesejahteraan masyarakat yang saat ini terasa sangat mahal. di malaysia kan dalam negerinya ga seburuk kita. pembangunan kita masih tertinggal dari mereka. banyak orang kita yang punya potensi malah lari ke malaysia karena merasa lebih diperhatikan di sana. bahkan bunga citra lestari saja cari pacar orang sana he....he.......
pusing ya ikut-ikutan mikirin masalah kaya gitu. wis lah terserah mau gimana akhirnya. memang kalo ngomong kaya gini jadi kelatan ga nasionalis ya. tapi ya mau gimana. mikirin kuliah wae mumet koq. yang penting harapan saya semoga pemerintah saat ini fokus aja untuk mensejahterakan masyarakat karena menurut ramalan saya, masyarakat kita akan semakin kesulitan ketika nanti harga minyak dunia menembus level 100 dolar per barel.